Tulis yang Anda cari

Sabtu, 01 Agustus 2009

Candidasa Karangasem Dan Sejarahnya

Kali ini saya akan mengajak Anda jalan-jalan ke daerah timur Bali yaitu tepatnya di Kabupaten Karangasem di sana ada tempat indah yaitu Candidasa.

Candidasa adalah menjadi daerah tujuan utama dari para wisatawan yang datang ke Karangasem, terletak di wilayah Bugbug, Kecamatan Karangasem. Candidasa terkenal sebagai replika pantai Kuta karena sama - sama memiliki pasir putih. Sangat cocok untuk olah raga air seperti berenang, menyelam dan snorkling.

Candidasa merupakan salah satu kawasan pariwisata yang dikembangkan mulai tahun 1983. Pada mulanya nama Candidasa merupakan nama sebuah pura, yaitu Pura Candidasa, yang terltak di atas bukit kecil dan dibangun pada abad ke-12 M. Memiliki potensi alam dan pantai yang mempesona dengan pasir putihnya.

Panorama bawah laut

Pantai berpasir putih tersebut sebenarnya bernama Teluk Kehen, namun dalam perkembangannya seiring ditetapkannya pantai tersebut menjadi obyek dan daya tarik wisata, maka pantai Teluk Kehen berubah nama menjadi kawasan pariwisata Candidasa sesuai dengan nama pura yang ada di wilayah itu.
Candidasa terletak di Dusun Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, berjarak 12 km dari Kota Amlapura dan sekitar 45 km dari Kota Denpasar. Pesona alam yang dikembangkan sebagai obyek wisata bahari ini dapat menjadi pilihan untuk melakukan berbagai aktifitas, seperti sun bathing, canoing, snorekling, fishing, trekking melalui perbukitan, dan yang tak kalah menariknya adalah keberadaan pulau-pulau kecil yang dapat dijangkau jaraknya dengan perahu nelayan (jukung).Pulau-pulau kecil tersebut menyimpan potensi panorama bawah laut berupa terumbu karang dan ikan hias.

Mitos

Salah satu cerita yang menjadi mitos tentang keberadaan Pura Candidasa yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat setempat adalah Arca Dewi Hariti yang terletak pada sebuah relung di bagian bawah tebing bukit. Konon dikisahkan bahwa Dewi Hariti pada mulanya adalah seorang yaksa dalam Agama Budha yang gemar memakan daging anak-anak. Namun setelah mendapat pencerahan ajaran Agama Budha, Sang Dewi kemudian bertobat dan berbalik menjadi pelindung dan penyayang anak-anak.

Arca Dewi Hariti selanjutnya dipahatkan bersama 10 orang anak-anak yang mengerubutinya, sebagai ciri pelindung, penyayang, dan juga sebagai perlambang kesuburan dan kemakmuran. Masyarakat setempat meyakini bahwa Dewi Hariti berarti ibu beranak banyak yang dapat memberikan anugerah kesuburan dan kemakmuran. Oleh karenanya maka tempat ini banyak didatangi dan dimanfaatkan oleh pasangan suami – isteri yang belum dikaruniai keturunan untuk memohon do’a dengan membawa sesajen yang dipersembahkan kepada Dewi Hariti.

0 komentar:

Posting Komentar